Love, Pink, Eat, Kpop, Cute

Saturday, June 4, 2016

Pembelajaran dan penilaian matematika di SD



Pembelajaran dan Penilaian Matematika di SD
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Matematika di kelas awal

Dosen Pengampu
Iesyah Rodliyah, S.Si., M.Pd


Disusun Oleh kelompok 8
1.      Buyung Wicaksono                           (1497174008)
2.      Finka Firdha Ayu Widayanti          (1497174013)
3.      Ninik Nazilatuzzahro                        (1497174023)
4.      Niyan Nikmatul ulfa                         (1497174024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
2016


i
 
 
DAFTAR ISI

Halaman Cover ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C.     Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Teori belajar dalam pembelajaran matematika .............................................. 3
B.     Model-model pembelajaran matematika ....................................................... 6
C.     Observasi dan wawancara ............................................................................. 12
D.    Jurnal dan Portofolio...................................................................................... 13
E.     Penilaian kesiapan dalam belajar ................................................................... 16
F.      Penilaian tugas............................................................................................... 16
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 17
B.     Saran.............................................................................................................. 18


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi. Penilaian merupakan kegiatan sangat penting dalam pembelajaran matematika.Penilaian dapat memberikan umpan balik yang konstruktif bagi guru maupun siswa.Berdasarkan hasil penilaian, guru dapat mengambil keputusan secara tepat untukmenentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Guru juga dapat mengetahui seberapa jauh keberhasilan belajar matematika siswa serta ketepatan metode mengajar yang digunakan. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk berprestasi lebih baik. Bahkan penilaian dapat mempengaruhi perilaku belajar karena siswa cenderung mengarahkan kegiatan belajarnya menuju muara penilaian yang dilakukan guru. Oleh karena pentingnya penilaian, setiap guru matematika harus memiliki pemahaman yang benar tentang berbagai aspek penilaian.
Penilaian pembelajaran seharusnya beorientasi pada peningkatan kompetensi siswa. Penilaian dilakukan secara terus menerus, menggunakan alat ukur maupun teknik yang bervariasi, berbasis kinerja nyata siswa, tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian peserta didik, seperti perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.
Pertanyaan pokok sebelum melakukan penilaian ialah apa yang harus dinilai itu. Terhadap pertanyaan ini kita kembali kepada unsur-unsur yang terdapat dalam proses belajar mengajar. Ada empat unsure utama proses belajar mengajar, yakni tujuan, bahan atau materi, metode, dan alat atau media.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Teori belajar pelajaran matematika ?
2.      Apa saja Model-model pembelajaran matematika ?
3.      Apa yang disebut observasi dan wawancara ?
4.      Apa yang dimaksud dengan jurnal dan portofolio ?
5.      Apa saja penilaian kesiapan dalam belajar ?
6.      Apa saja aspek penilaian tugas ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui Teori belajar pelajaran matematika.
2.      Untuk mengetahui model-model pembelajaran maatematika.
3.      Untuk mengetahui observasi dan wawancara.
4.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jurnal portofolio.
5.      Untuk mengetahui apa saja penilaian kesiapan dalam belajar.
6.      Untuk mengetahui Apa saja aspek penilaian tugas.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teori belajar dalam pembelajaran matematika
Dalam pembelajaran matematika, guru perlu memahami teori-teori belajar.  Yang nantinya itulah yang dijadikan pedoman dalam membuat suatu metode pembelajaran. Ada beberapa teori-teori pembelajaran matematika di SD yang diungkapkan oleh para ahli.
1.      Teori Belajar Menurut Jerome S. Brunner
Teori ini menyatakan bahwa :
Belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran di arahkan kepada konsep-konsep dan stuktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan dan dengan menggunakan alat peraga serta diperlukannya keaktifan siswa tersebut.”
Brunner mengemukakan bahwa dalam proses belajar siswa melewati 3 tahap yaitu :
a.       Tahap Enaktif
Dalam tahap ini siswa secara langsung terlibat dalam memanipulasi objek. Yaitu dengan menggunakan benda-benda yang konkrit atau peritiwa yang biasa terjadi.
Contoh : Budi mempunyai 2 pinsil, kemudian ibunya memberikannya lagi 3 pinsil.
Berapa banyak pinsil Budi sekarang?
b.      Tahap Ikonik
Dalam tahap ini kegiatan dilakukan siswa berhubungan dengan mental, di mana siswa mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. Misalnya dengan membayangkan dalam pikirannya tentang benda atau peristiwa yang dialaminya, walaupun benda tersebut tidak ada dihadapannya lagi atau dengan menggunakan gambar.
Contoh  :
!! + !!! = …
c.       Tahap Simbolik
Dalam tahap ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk simpul dan bahasa. Anak tidak terikat lagi dengan objek-objek pada tahap sebelumnya dan sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek real. Contoh  : 2 pinsil + 3 pinsil            = …pinsil
            Berdasarkan hasil pengamatannya, Brunner merumuskan 5 teorema dalam pembelajaran matematika, yaitu :
1)     Teorema Penyusunan
Menerangkan bahwa cara yang terbaik memulai belajar suatu konsep matematika, dalil, defenisi, dan semacamnya adalah dengan cara menyusun penyajiannya. Misalnya dalam mempelajari penjumlahan bilangan positif dan negatif siswa mencoba sendiri dengan menggunakan garis bilangan.
2)     Teorema Notasi
Menerangkan bahwa dalam pengajaran suatu konsep, penggunaan notasi-notasi matematika harus diberikan secara bertahap, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.
3)     Teorema Pengkontrasan dan Keanekaragaman
Menerangkan bahwa pengontrasan dan keanekaragaman sangat penting dalam melakukan pengubahan konsep matematika dari yang konkrit ke yang lebih abstrak. Dalam hal ini diperlukan banyak contoh. Contoh yang diberikan harus sesuai dengan rumusan yang diberikan. Misalnya menjelaskan persegi panjang, disertai juga kemungkinan jajaran genjang dan segi empat lainnya selain persegi panjnag. Dengan demikian siswa dapat membedakan apakah segi empat yang diberikan padanya termasuk persegi panjang atau tidak.



4)     Teorema Pengaitan
Menerangkan bahwa dalam matematika terdapat hubungan yang berkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lain. Di mana materi yang satu merupakan prasyarat yang harus diketahui untuk mempelajari materi yang lain.
2.      Teori Belajar Menurut Van Hiele
Teori ini menyatakan bahwa :
“Tiga unsur utama dalam pengajaran geometri, yaitu waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang diterapkan, jika secara terpadu akan dapat meningkatkan kemapuan berfikir siswa kepada tingkatan berfikir yang lebih tinggi.”
Van Hiele menyatakan bahwa terdapat 5 tahap belajar siswa dalam belajar geometri, yaitu:
a.       Tahap Pengenalan
Pada tahap ini siswa mulai belajar mengenal suatu bangun geometri secara keseluruhan namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bangun geometri yang dilihatnya.
b.      Tahap Analisis
Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki bangun geometri yang diamatinya.
c.       Tahap Pengurutan
Pada tahap ini siswa sudah mengenal dan memahami sifat-sifat suatu bangun geometri serta sudah dapat mengurutkan bangun-bangun geometri yang satu sama yang lainnya saling berhubungan.
d.      Tahap Deduksi
Pada tahap ini siswa telah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan yang bersifat umum dan menuju ke hal yang bersifat khusus serta dapat mengambil kesimpulan.
e.       Tahap Akurasi
Pada tahap ini siswa  mulai menyadari pentingnya ketepatan prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap berfikir ini merupakan tahap berfikir yang paling tinggi, rumit, dan kompleks, karena di luar jangkauan usia anak-anak SD sampai tingakat SMP.

B.     Model-model pembelajaran matematika
Model-Model Pembelajaran yang Efektif atau cocok digunakan di Sekolah Dasar
1.       Example non example
a.       Materi     : Bangun Datar (mengidentifikasi sifat bangun datar)
b.       Alasan    : Di dalam materi bangun datar, materi yang disajikan terutama  adalah gambar-gambar dari bangun datar, sehingga cocok menggunakan model Examples Non Examples yang langkah-langkah di dalamnya menyajikan gambar
c.        Langkah-langkahnya sebagai berikut :
-          Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
-          Guru menempelkan gambar di papan.
-          Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
-          Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
-          Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
-          Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
-          Kesimpulan
2.       Picture n picture
a.       Materi     : Operasi Hitung (Mengurutkan bilangan)
b.       Alasan    : Guru dapat menggunakan gambar-gambar yang berjumlah tertentu dan tidak berurutan agar dapat disusun oleh siswa menjadi urutan yang logis
c.        Langkah-langkah :
-          Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
-          Menyajikan materi sebagai pengantar
-          Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
-          Guru menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
-          Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
-          Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
-          Kesimpulan/rangkuman
3.       Numbered head together
a.       Materi     : Keliling dan Luas Bangun Datar
b.       Alasan    : Pada dasarnya model ini memang dapat digunakan.
c.        Langkah-langkah :
-          Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
-          Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
-          Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
-          Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
-          Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
-          Kesimpulan
4.       Kepala Bernomor Struktur
a.       Materi     : Menghitung Volume Bangun Ruang
c.        Langkah-langkah :
Siswa dibagi ke dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor ( 1 kelompok = 4 siswa )Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasar nomor yang didapat
-          Siswa nomor 1 : bertugas mencatat soal
-          Siswa nomor 2 : bertugas mengerjakan soal
-          Siswa nomor 3 : bertugas melaporkan hasil pekerjaan
-          Siswa nomor 4 : bertugas menjelaskan hasil pekerjaan
5.       Tim siswa kelompok prestasi
a.       Materi     : Menentukan KPK dan FPB
b.       Alasan    : Model ini meningkatkan kerjasama antar siswa, melibatkan semua siswa, dan bisa digunakan untuk soal hitungan pada matematika.
c.       Langkah-langkah :
-          Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
-          Guru menyajikan pelajaran
-          Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
-          Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
-          Memberi evaluasi
-          Kesimpulan
6.       Jigsaw
a.       Materi     : Mengubah Pecahan ke Bentuk Persen dan Desimal serta Sebaliknya
b.      Alasan    : Model ini meningkatkan kerjasama antar siswa, melibatkan semua siswa, dan bisa digunakan untuk soal hitungan pada matematika.
c.        Langkah-langkah :
-          Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
-          Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda, ada yang persen, pecahan, dan decimal.
-          Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
-          Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
-          Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
-          Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
-          Guru memberi evaluasi
-          Penutup
7.       Pembelajaran Berdasarkan Masalah
a.       Materi     : Mengenal satuan waktu
b.      Alasan    : Menghitung waktu merupakan hal yang mudah. Dalam soal cerita, hal tersebut dapat menjadi masalah yang harus dipecahkan. Makanya dapat menggunakan model ini.
c.       Langkah-langkah :
-          Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
-          Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
-          Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
-          Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
-          Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
8.       Mencari pasangan
a.       Materi     : Operasi hitung pecahan
b.      Alasan    : Model ini meningkatkan kerjasama antar siswa, melibatkan semua siswa, dan bisa digunakan untuk soal hitungan pada matematika.
c.       Langkah-langkah :
-          Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
-          Setiap siswa mendapat satu buah kartu
-          Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
-          Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
-          Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
-          Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
-          Demikian seterusnya
-          Kesimpulan/penutup
9.       Course review horay
a.       Materi        :  Operasi hitung penjumlahan
b.      Alasan       : Model ini bisa digunakan untuk soal hitungan pada matematika.
c.       Langkah-langkah :
-          Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
-          Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
-          Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
-          Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
-          Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
-          Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
-          Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
-          Penutup
10.    Take n give
a.       Materi        :  Operasi hitung perkalian
b.      Alasan       :  Model ini bisa digunakan untuk soal hitungan pada matematika.
c.       Langkah-langkah :
-          Siapkan kelas sebagaimana mestinya
-          Jelaskan materi sesuai TPK
-          Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
-          Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh
-          Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give)
-          Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain)
-          Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
-          Kesimpulan

11.    Role Playing
a.       Materi        : Mata Uang / Jual Beli
b.      Alasan       : Praktik jual bel dapat diperagakan oleh siswa agar lebih mudah memahami.
c.       Langkah-langkah :
-          Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
-          Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
-          Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
-          Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
-          Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
-          Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
-          Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
-          Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
-          Guru memberikan kesimpulan secara umum
-          Evaluasi
-          Penutup

C.    Observasi dan Wawancara
1.      Observasi
Informasi yang terkait dengan para siswa antara lain adalah motivasi, perhatian, rasa ingin tau, ketabahan, semangat, kerjasama, keterampilan,dan pemahaman mereka selama proses belajar matematika. Pengamatan pada metode ini disebut metode observasi. Pengamatan ini dilakukan secara formal dan tidak terstruktur.
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan indera, yang tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata saja tapi juga termasukmendengarkan, mencium, mengecap meraba. Observasi merupakan teknik yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, seperti wawancara dan kuesioner. Observasi tidak hanya terbatas pada penelitian pada manusia, namun juga dapat diterapkan pada penelitian dengan obyek-obyek penelitian berupa obyek alam lainnya
Teknik pengambilan data dengan observasi dapat dilakukan bila penelitian berkaitan dengan proses perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan reesponden yang diamati tidak terlalu besar atau banyak. Dari segi pelaksanaannya, observasi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
-          Observasi Partisipan
-          Observasi non partisipan


2.      Wawancara
Merupakan metode penilaian yang memungkinkan guru memperoleh gambaran tentang pengetahuan konseptual siswa dan penalaran siswa tentang suatu masalah. Wawancara biasanya dilakukan secara langsung dan berhadapan. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.Wawancara juga bisa digunakan bila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih detil dan mendalam.Wawancara adalah teknik pengambilan data melalui pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden.Umumnya teknik pengambilan data dengan cara ini dilakukan jika peneliti bermaksud melakukan analisis kualitatif atas penelitiannya.Wawancara bisa dilakukan secara tatap muka di antara peneliti dengan responden dan bisa juga melalui telepon .
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menggunakan metode wawancara sebagai metode pengambilan data :
-          Subyek atau responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
-           apa yang disampaikan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya
-          Intrepretasi subyek tentang pertanyaan yang diajukan peneliti adalah sama dengan pertanyaan yang dimaksud peneliti
Wawancana dapat dibagi menjadi 2 :
-          Wawancara terstruktur
-          Wawancara tidak terstuktur

D.    Jurnal dan Portofolio
1.      Jurnal
Bagian yang paling penting dalam pembelajaran adalah pengkomunikasian ide tentang matematika dalam bentuk tulisan. Jurnal merupakan salah satu bentuk tulisan yang disusun siswa tentang kegiatan yang dilakukan. Jurnal pembelajaran (learning journal) sering disebut pula jurnal reflektif adalah  sebuah dokumen yang secara terus-menerus bertambah dan berkembang, biasanya ditulis oleh seorang pembelajar untuk mencatat setiap kemajuan belajarnya.Isi dalam jurnal pembelajaran dapat berupa:
-          Mencatat hal-hal yang menarik dan ingin ditindaklanjuti secara lebih dalam dari suatu buku atau artikel yang  dibaca..
-          Mencatat pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak seputar topik materi yang dibaca atau dipelajari.
-          Mencatat tentang hal-hal utama yang baru saja diketahui dari bahan  yang telah dipelajari. Dalam hal ini,  terlebih dahulu upayakan mencatat dengan tanpa melihat bahan bacaan, setelah itu baru kemudian bandingkan dengan bahan bacaan yang dipelajari. Untuk memastikan apakah sudah benar-benar mampu mengingat dan memahaminya secara tepat.
-          Mencatat bahan yang relevan dari sumber lain yang telah dibaca, seperti artikel dalam surat kabar
-          Mencatat tentang apapun  yang telah temukan terkait dengan materi yang sedang dipelajari atau dibaca, dalam bentuk satu atau dua kalimat dan menuliskan bagaimana menemukannya.
-          Mencatat tentang refleksi atas apa yang telah dipelajari, hingga  sejauhmana telah dapat memenuhi kebutuhan belajarnya.
-          Mencatat tetntang cara belajar yang dilakukan berkaitan dengan apa yang dipelajari dengan cara yang berbeda.
-          Mencatat pemikiran yang belum sepenuhnya terpuaskan dan  ingin diperbaikinya lebih lanjut, di dalamnya dapat mencakup refleksi perasaan dari apa yang dipelajarinya, kemajuan belajar, dan teori-teori yang berkembang dalam pikirannya.
2.      Portofolio
Portofolio adalah hasil karya masing-masing siswa yang di dokumentasikan secara teratur dan baik. Isi portofolio bermanfaat untuk membuktikan secara tertulis karya siswa, dapat meberikan gambaran terhadap guru yang sedang dan akan mengajar mengenai kemampuan siswa. Portofolio sebenarnya diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik itu adalah bundle, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundle. Sebagai suatu proses social pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Adapun sebagai adjective, pada umumnya disandingkan dengan konsep pembelajaran yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning) dan dapat disandingkan dengan konsep penilaian yang dikenal dengan istilah penilaian berbasis potrofolio (portofolio based assessment).
Dalam konteks penilaian portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk menilai dan memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Kumpulan keterangan atau karya peserta didik hendaknya melibatkan partisipasi peserta didik dalam memilih bahan-bahan, kriteria seleksi dan kriteria penilaian.
1.      Bagian-Bagian Portofolio
Portofolio umumnya terdiri atas beberapa bagian, yaitu
-          Daftar isi dokumen
-           Isi dokumen
-          Bendel dokumen
-          Batasan dokumen
-          Catatan guru dan orang tua.
2.      Bahan-Bahan Portofolio
Yang dapat dijadikan bahan portofolio di sekolah antara lain :
-          Penghargaan tertulis
-          Penghargaan lisan
-          Hasil pelaksanaan tugas-tugas oleh peserta didik
-          Daftar ringkasan hasil pekerjaan
-          Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok
-          Contoh terbaik hasil pekerjaan
-          Catatan / laporan dari pihak lain yang relevan
-          Hasil rekapitulasi daftar kehadiran
-          Persentase tugas yang telah selesai dikerjakan
-          Hasil ulangan harian atau semester
-          Catatan tentang peringatan yang diberikan guru manakala peserta didik melakukan kesalahan

E.     Penilaian Kesiapan Belajar siswa
Penilaian kesiapan siswa dalam belajar matematika di SD digunakan untuk menilai apakah siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar matematika. Dalam hal ini guru dapat menggunakan beberapa cara, misalnya meminta siswa memeragakan sesuatu atau mewawancarai siswa baik perseorangan ataupun kelompok.

F.     Aspek Penilaian Tugas
Salah satu kegiatan guru matematika di SD adalah memilih dan memberikan tugas kepada siswa. Tugas dapat berupa pertanyaan, masalah, latihan soal, karangan. Masing-masing tugas dalam dokumen ini dikoreksi dan diberi skor atau komentar tertulis oleh guru sehingga dokumen ini dijadikan oleh guru sebagai salah satu bahan untuk memantau perkembangan belajar siswa.











BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
1.        -     Teori Belajar Menurut Jerome S. Brunner menyatakan bahwa :
      “Belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran di arahkan kepada konsep-konsep dan stuktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan dan dengan menggunakan alat peraga serta diperlukannya keaktifan siswa tersebut.”
-            Teori Belajar Menurut Van Hiele menyatakan bahwa :
      “Tiga unsur utama dalam pengajaran geometri, yaitu waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang diterapkan, jika secara terpadu akan dapat meningkatkan kemapuan berfikir siswa kepada tingkatan berfikir yang lebih tinggi.”
2.        Model-model pembelajaran matematika antara lain:Example non example,picture n picture,numbered head together,kepala bernomor struktur,tim siswa kelompok presentasi,jigsaw,pembelajaran berdasarkan masalah,mencari pasangan,course review horay,take n give, role playing
3.        Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan indera, yang tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata saja tapi juga termasukmendengarkan, mencium, mengecap meraba.
Wawancara merupakan penilaian yang memungkinkan guru memperoleh gambaran tentang pengetahuan konseptual siswa dan penalaran siswa tentang suatu masalah.
4.        Jurnal merupakan salah satu bentuk tulisan yang disusun siswa tentang kegiatan yang dilakukan.
 Portofolio adalah hasil karya masing-masing siswa yang di dokumentasikan secara teratur dan baik. Isi portofolio bermanfaat untuk membuktikan secara tertulis karya siswa, dapat meberikan gambaran terhadap guru yang sedang dan akan mengajar mengenai kemampuan siswa.
5.        Penilaian kesiapan dalam belajar dapat menggunakan beberapa cara, misalnya meminta siswa memeragakan sesuatu atau mewawancarai siswa baik perseorangan ataupun kelompok.
6.        Aspek penilaian dengan cara masing-masing tugas dalam dokumen dikoreksi dan diberi skor atau komentar tertulis oleh guru. Tugas dapat berupa pertanyaan, masalah, latihan soal, karangan.
    
B.      Saran
1.      Dalam pembelajaran matematika, guru perlu memahami teori-teori belajar yang nantinya itulah yang dijadikan pedoman dalam membuat suatu metode pembelajaran.
2.      Siswa harus berfikir kreatif dan teliti untuk memecahkan masalah yang terdapat dalam persoalan matematika.










DAFTAR PUSTAKA
 

0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Blogroll

Hello, welcome to my page I post what I want to posted ^^ KOrean update, Fanfiction, Song lyric , and my another articles ^^ hope you enjoy it ! nb : please take credit ^^ -Pinka-

Popular Posts

Total Pageviews

BTemplates.com

Blogroll

Blogger templates

About

Hello, Welcome to my little world I write what I want to write ^^ Bangapseumnida~ PS : Dont take without credit ^^

Copyright © My Little World | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com